Lantaran tidak ada biaya untuk berobat di RSUD MURJANI Pasien terpaksa Pulang kerumah nya

30/04/2024

Dengan keterbatasan biaya sang ayah membawa pulang anak nya dari RSUD MURJANI Sampit.

penamedia.news-Sampit Selasa 30 April 2024

SAMPIT-Seorang warga kota Sampit bernama Sidi Iman Nur 42th dengan berat hati memulangkan anak ke 4 nya Ahmad Firli Nursidi 4,5th dari rumah sakit milik daerah kebanggaan di Kotim dengan pertimbangan biaya yg terbatas,anaknya tersebut masuk ke RS pada hari Minggu siang karena sudah tidak bisa makan dan minum selama beberapa hari.

Saat memasukkan anaknya tersebut Sidi pun mengaku sudah menyampaikan kondisinya yg saat ini kurang mampu serta keinginannya untuk mendapat program yg sering dilihatnya baik itu di pemberitaan maupun video yg sering beredar,pihak RS pun meminta KTP dan juga KK milik nya untuk di cek di CS RS tersebut,setelah dilakukan pengecekkan pihak RS pun memberikannya surat pengantar dan arahan agar berkas tersebut di bawa ke Mall Pelayanan Publik pada esok harinya senin disertai kartu keluarga Untuk memproses program tersebut.

Setelah nya pasien anak pun dilakukan penanganan dengan baik oleh pihak RS dan ditempatkan diruang isolasi Seroja B di hari yg sama,Sidi sangat memuji kinerja para perawat yg bertugas disitu dan merasa nyaman dengan pelayanannya..

Besok harinya Sidi pun mengikuti arahan pihak RS untuk melakukan pengurusan di Mall Pelayanan Publik,dia membawa serta surat pengantar dan juga kartu keluarga yg diperlukan untuk itu,saat di MPP tersebut Sidi pun meminta bantuan security untuk mengambilkan nomor antrian untuk stan Dinkes akan tetapi setelahnya tidak mendapatkan pelayanan karena kata petugas dinkesnya itu ranah BPJS kesehatan dan disarankan agar Sidi untuk mengambil nomor antrian lagi dengan kode Y yg diperuntukkan untuk antrian di Stan BPJS kesehatan.

Setelah menghadap kepetugas BPJS Sidi pun diminta untuk menyerahkan berkasnya untuk di proses,akan tetapi petugas ditempat saat itu menyatakan bahwa Sidi tidak bisa mendapatkan program tersebut karena anaknya terdaftar di KK orang lain dengan nama orang tua yg berbeda,Sidi pun bingung dan terus menanyakan kenapa bisa seperti itu sedangkan KK miliknya utuh dan asli yg setiap saat ada perubahan data selalu diperbaharui olehnya.

Berulang kali Sidi menanyakan untuk meyakinkan apakah memang dia tidak bisa mendapat program itu,tetapi tetap saja Sidi mendapatkan jawaban yg diluar harapannya.

Akhirnya Sidi pun kembali ke RS sambil menghubungi istrinya untuk menanyakan jumlah uang milik mereka,dia langsung ke kasir RS meminta informasi biaya yg sudah terbentuk sampai saat itu,disitu ternyata nominalnya sudah mencapai 2jt lebih dan Sidi pun merasa kalo berlama lama disitu mungkin uangnya tidak akan cukup untuk membayar biaya pengobatan,kalo diteruskan pun tentu akan merepotkan teman teman dan keluarga juga katanya,sedangkan dirinya sangat menghindari untuk hal hal seperti itu mengingat kondisinya sekarang yg tidak menentu pekerjaannya.

Akhirnya Sidi pun kembali ke ruang rawat anaknya untuk memeriksa sembari istirahat sebentar,disitu dia berunding dengan istrinya dan menjelaskan hasil urusannya tadi,dimana dia merasa sudah tidak akan mendapatkan program tersebut karena tidak lagi ada arahan setelahnya.

Setelah melihat anaknya yg sudah mulai bisa minum mereka pun merasa senang dan terfikir untuk membawa anaknya pulang saja meski dengan kondisi yg menurutnya masih perlu perawatan medis ini,dia pun mengajukan kepulangan tersebut dan disetujui pada malam harinya,akan tetapi anaknya kembali merintih kesakitan dan Sidi pun membatalkan kepulangan nya dan menghubungi perawat agar kepulangannya dilakukan besok siangnya aja.

Sidi sebenarnya menerima saja walaupun dirinya tidak mendapatkan program tersebut,cuma saya bingung saja Mas ujarnya sambil tertawa,kok bisa saya yang dari nenek moyang asli Kotim,saya bayar pajak,saya taat aturan dan saya juga tidak nakal nakal amat kelakarnya ,sedangkan di video Pa Bupati itu dikatakan cukup dengan KTP Kotim dan atau sebut nama Beliau saja sudah bisa mendapatkan program ini,tapi saya kok tidak bisa ya katanya? Apa saya dianggap bukan Masyarakat Kotim atau bagaimana kekehnya.

Setelah membereskan segala sesuatunya Sidi beserta anak dan istrinya pun pulang pada hari Selasa 30 April jam 2 siang,dia menceritakan bahwa para perawat dan dokter disitu turut meringankan biaya pengobatannya dengan memangkas jasa mereka di tagihan perawatan,Sidi sangat berterimakasih sekali akan perlakuan tersebut akan tetapi Sidi menolak hal tersebut karena itu bukan hak nya kata Sidi,itu memang jasa mereka dlm melakukan pelayanan dan Sidi sangat tidak enak hati dan tetap menolak hal tersebut,akhirnya pihak petugas di Seroja pun meminta Sidi untuk melakukan tambahan pembayaran kembali ke kasir.

Setelah ditanya bagaimana perasaannya atas "penolakan" program gratisnya itu Sidi hanya tersenyum dan mengatakan bahwa tidak apa apa biasa saja,dia tetap menerima saja dan mensyukuri yang telah terjadi,yg penting anak saya sudah mulai sehat Mas katanya,harapan saya ke depannya tidak ada lagi yg mempunyai cerita seperti saya,karena program program seperti ini menurutnya sangat bagus sekali, sebenarnya kalo memang ada hak Masyarakat itu alangkah baiknya pihak penyelenggara bisa mempermudah segala sesuatunya karena mereka diamanahi dan dibayar untuk itu katanya,itu kan kewajiban pihak penyelenggara yg memastikan itu bisa tersampaikan ke pihak yg membutuhkan,itu hak Masyarakat yg keuangannya pun bersumber dari Masyarakat juga serta RS itu pun milik Masyarakat juga tuturnya,jangan sampai Masyarakat ini seperti mengemis untuk mendapatkan hak nya sendiri baik itu program apapun atau "bantuan" apapun ungkap nya.

redaksi-Hj